Senin, 21 Februari 2011 | By: 412IF

Hidup adalah pilihan

Ada 2 buah bibit yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, "Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku, untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan mataharim dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku." Dan bibit itu tumbuh, makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam. "Aku takut jika kutamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah disana sangat gelap? Dan jika kuterboskan tunasku keatasm bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti, jika aku tumbuh dan mereka, semua anak kecil akan berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman." Dan bibit itupun menunggu dalam kesendirian.

Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi dan mencaploknya segera.

memang, selalu saja ada pilihan dalam hidup. Selalu saja ada lakon-lakon yang harus kita jalani. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian, keraguan, dan kebimbangan-kebimbangan yang kita ciptakan sendiri. Kita kerap terbuai dengan alasan-alasan untuk tak mau melangkah, tak mau menatap hidup. 

Karena hidup adalah pilihan maka hadapilah itu dengan gagah berani. Dan karena hidup adalah pilihan maka pilihlah dengan bijak. 


Bila ingin jadi pohon besar siaplah diterpa angin dan badai,
jika tidak jadilah rumput yang hidup dibawah pohon besar.
Namun kau akan selalu diinjak-injak orang…
Jika tidak ingin ditumbangkan angin dan diinjak-injak orang, jadilah semak belukar.
Namun suatu saat kau akan dirabas orang…

0 komentar:

Posting Komentar