Kamis, 03 Maret 2011 | By: 412IF

Opini dikala Hujan

Entah kenapa Akhir – akhir ini Kota Makassar mendapat rejeki yang berlimpah, hujan yang tak henti – hentinya turun. Hujan yang begitu semangatnya memberikan rejeki dengan volume airnya yang begitu banyak, saking semangatnya hujan g’ tau kalau daerah rumah saya banjir, alamak kurang ajar tuh Hujan !!!. Hujan menurut beberapa orang adalah saat untuk bermalas – malasan namun ada sebagian orang yang menganggap hujan itu bagaikan durian jatuh (Waduh… Awas Kepalanya, bro!). Saya sih menganggap semuanya tidak ada yang salah bahkan benar semuaa (He..he… damai aja dech piiiss). Yang kurang benar, menurut opini saya adalah ketika kita harus mengeluh terhadap hujan. Semestinya kita sambut hujan dengan penuh suka cita, layaknya Katak – katak yang bernyanyi di malam hari ketika hujan turun. Hujan datang untuk menyejukkan suasana hati yang selama ini galau akan pemaknaan hidup, Hujan yang membawa kedamaian ketika pikiran manusia sudah diracuni curiga, dan kebencian. Hujan membawa air, membawa kehidupan, membawa obat untuk jiwa yang sakit. Tapi, mau dikata apa Manusia adalah tempatnya khilaf/kurang benar(salah). 

  “Ketika cuaca lagi panas manusia mengeluh, Wah panas sekali, Kapan Hujan. Namun, ketika Tuhan menurunkan Hujan, Manusia pun berkata kenapa hujan terusss… Kapan berhentinya” .  ckckckckckckckc….ckckckc.

Lupakan renungan saya di atas (dimaklumi saja, ok.), buka lembar baru yuk. Menurut perbendaharaan bahasa saya, H. U. J. A. N adalah singkatan dari 

Hospitality    =       Keramah tamahan. Creative Marketer No.1 di Indonesia Ippho Santoso mengatakan “We all are in hospitality business” yang artinya “Kita semua berada di dalam bisnis keramahtamahan “. Hayoo. Sapa yang berani nyangkal… Keramah tamahan adalah kunci untuk bisa diterima oleh orang lain. Dan dengan hujan kita bisa beramah tamah dengan lebih berkualitas, coz g’ ada lagi orang yang keluar rumah dan kita bisa menghabiskan waktu, bersenda gurau bersama keluarga atau orang yang kita cintai.